Selasa, 30 Agustus 2016

Tips-tips Merancang Plot Twist

Plot twist adalah perubahan mendadak atau tajam dari arah plot atau cerita. Plot twist ini digunakan pada plot novel, film, serial televisi, komik, sampai video game. Biasanya plot twist ditujukan untuk menjaga tingkat ketertarikan pembaca, dengan mengungkapkan sesuatu yg tidak pembaca sangka. Seringkali, plot twist disembunyikan atau disamarkan dengan detail lain dalam cerita. Beberapa plot twist yang sering ditemukan dalam cerita, antara lain:
1. Anagnorisis atau pengungkapan.
Satu karakter mengungkapkan jika karakter lain adalah ayahnya, dewa, atau musuhnya. Lebih luasnya, teknik ini memberi pembaca informasi baru untuk menciptakan suspense dan menimbulkan pertanyaan. Teknik ini menyebabkan perubahan dari plot, seringkali mendorong karakter untuk melakukan tindakan.
Contohnya adalah pada film Star Wars: The Empire Strikes Back (George Lucas) dan The Usual Suspect (Bryan Singer). Serta novel Gone Girl (Gillian Flynn).
2. Unreliable narrator.
Bahwa narator cerita selama ini memanipulasi cerita dan memberi informasi menyesatkan kepada pembaca.  Teknik ini digunakan untuk menciptakan suspense, untuk membuat pembaca terus menebak-nebak, dan tidah berhenti membaca.
Contoh pada novel; karakter Nick Carraway di The Great Gatsby, Humbert Humbert di Lolita, Patrick Bateman di American Psycho.
3. Deus ex Machina.
Twist ini berupa kemunculan karakter, event, kemampuan, atau alat baru untuk menyelesaikan masalah yg tampaknya tidak bisa dipecahkan secara tiba-tiba, dengan cara tak disangka-sangka. Misalnya, si protagonis ada di gudang tanpa jalan keluar dan dikelilingi musuh dan tiba-tiba ada robot muncul menyelamatkannya.
4. Chekhov’s gun.
Pada teknik ini objek atau karakter yang di awal kelihatan tidak berguna, ternyata adalah bagian penting. Kadang ‘chekhov’s gun’ ini tidak muncul lagi atau tidak ketahuan manfaatnya sampai nanti ketika tiba di bagian yang signifikan.
5. Non-linear narrative.
Lewat cara ini, karakter dan plot diungkap secara tidak urut kronologi. Teknik ini menyebabkan pembaca harus menyatukan kepingan-kepingan cerita secara berurutan agar bisa mengerti. Twist-nya sendiri muncul dari hasil potongan-potongan informasi yg ditahan hingga klimaks.
Contohnya: novel The Shining Girls (Lauren Blakes), serta film  Pulp Fiction (Quentin Tarantino), The Prestige, & Memento (Christopher Nolan).
Selain lima macam plot twist di atas, masih banyak jenis plot twist yang lainnya. Kelima bentuk tersebut umum ditemukan dalam cerita-cerita yang sudah ada. Pengunaan plot twist bisa memberi dimensi baru pada ceritamu. Tapi bisa juga plot twist-mu malah membuat cerita jadi tidak masuk akal. Agar plot twist yang kamu buat bisa pas dan sesuai tujuan cerita, perhatikan lima hal berikut ini:
1. Buatlah plot twist yang unik. Plot twist harus dieksekusi dengan cerdas dan dipersiapkan dengan baik.
2. Kamu harus menyamarkan twist tersebut, sehingga ketika terungkap semua akan masuk akal.
3. Keberadaan plot twist harus membuat cerita terus bergerak maju.  Plot twist lebih dari sekadar mengejutkan pembaca. Plot twist harus punya fungsi terhadap cerita.
4. Plot twist menciptakan situasi menarik yang membuat pembaca penasaran. Jika pembaca bisa menebak twist-mu sebelum saatnya, twist tersebut harus tetap bisa menghasilkan situasi yg menarik.
5. Plot twist adalah bagian cerita. Fokus membangun twist yang keren memang bagus, tapi jangan sampai mengabaikan bagian lainnya.
Setelah mengenal beragam plot twist dan tip merancangnya, apakah sekarang kamu sudah siap untuk mengejutkan pembacamu?

 Sumber  : http://blog.nulisbuku.com/2015/08/mengenal-dan-merancang-plot-twist/

Film dengan Ending Tak Terduga!

Sebuah film tak hanya bisa menghibur lewat cerita lucu, adegan actiontingkat tinggi,serta kisah dramatis penuh haru. Jalan cerita yang ”menipu”seringnya malah menjadi sesuatu yang di tunggu.

Kita biasa menyebutnya twist ending. Twist ending dapat disebut sebagai akhir cerita film yang terjadi di luar perkiraan penonton.Bisa juga dikatakan bahwa film itu menggiring penonton untuk memiliki opini atau pendapat tertentu soal jalan cerita film, sebelum sutradara memutarbalikkan kesimpulan itu di akhir. Hasilnya? Terkejut.Nah,film-film apakah yang memiliki twist endingterbaik?
Sixth Sense (1999)
Film ini melambungkan nama sutradara Night M Shyamalan di kancah perfilman dunia. Berkat film ini Shyamalan didaulat sebagai sutradara yang piawai menciptakan twist ending. Akhir cerita film yang dibintangi Bruce Wills ini tak hanya orisinil, namun menjadi semacam inspirasi bagi film-film lain yang dirilis setelahnya, semisal The Others,yang juga dianggap memiliki twist mengejutkan atau horor Thailand bertajuk 4Bia.

Sixth Sense bercerita tentang seorang pria yang dihantui rasa bersalah karena membiarkan pasiennya bunuh diri setelah berusaha bunuh diri. Pria tersebut lantas bertemu seorang bocah laki-laki yang memiliki kekuatan supranatural dan mampu melihat orang yang sudah meninggal. Berkat Sixth Sense, Shyamalan yang asal India ini tak hanya meraih sukses secara komersial dengan meraup USD600 juta dari seluruh dunia, tapi juga diakui oleh para kritikus film dunia dengan mendapatkan enam nominasi Oscar pada 1999, termasuk pada kategori Sutradara dan Skenario Terbaik.
Fight Club (1999)
Tak hanya menjadi film aksi dengan nilai artistik tinggi,Fight Club juga merupakan film dengan twist yang diingat banyak orang. Sebenarnya sutradara David Fincher sudah memberi banyak petunjuk pada penonton tentang ”keanehan”pada dua pemeran utamanya (diperankan Edward Norton dan Brad Pitt).

Namun dengan cerdas ia menghipnotis mata penonton dengan aksi perkelahian tangan kosong serta konflik antara dua karakter utama itu hingga lupa memperhatikan detail cerita. Berkat novel Chuck Palahniuk dan Fincher yang selalu lihai membuat jalinan cerita abstrak,Fight Club semakin sempurna di kalangan pencinta film.
The Usual Suspects (1995)

Ceritanya tentang satu-satunya korban selamat dari sebuah kecelakaan kapal. Tak mengherankan bila polisi mencurigainya sebagai pelaku dari peristiwa yang menewaskan banyak orang tersebut. Penonton awalnya juga digiring untuk mencurigai sang pria.

Sebaliknya, sutradara Bryan Singer perlahan-lahan mempengaruhi penonton untuk berpihak pada sang pria, atau setidaknya mulai menyelidiki apakah perkataannya benar atau tidak. Di akhir film berkategori neo-noir itu Singer memberikan kejutan yang sama sekali tidak terpikirkan.The Usual Suspectjadi contoh film kriminal-interogatif yang berhasil mengguncang penonton.
Memento (2000)

Memento jadi film yang meneguhkan Christopher Nolan sebagai sutradara dengan film-film beratmosfer ”gelap” dan ”misterius”. Bahkan dari premisnya sendiri Memento sudah sangat menarik: seorang pria yang mengalami short-term memory loss mencoba memburu pembunuh istrinya. Ia menggunakan catatan dan tato untuk melacak sang pembunuh.Film berjalan lewat dua cerita,satu berjalan maju, satunya lagi flashback. (herita endriana)
Harold and maude

Klo ga salah film komedi satir ini dibuat taun 1971, dapet referensi dari cinemags. Ceritanya sendiri tentang pacaran beda usia terpaut sangat-sangat jauh, harold

(17th) dan Maude (80th). Harold muda kaya, sangat terobsesi dengen kematian. Sedangkan maude tua- tua keladi, sangat periang, berkelakuan mirip abg. Mereka bertemu di acara pemakaman (kedua-duanya senang menghadiri acara pemakaman) dan pasangan aneh ini pun saling jatuh cinta… Nah ending film ini cukup menyentuh, dimana sang nenek memilih mengakhiri hidupnya tepat di hari ultahnya yg ke 80. sebelum meninggal maude mengadakan pesta perpisahan, dan menjadikan hari terakhirnya menjadi hari terindah dalam hidupnya…..
Skeleton Key

Sebetulnya film horor ini biasa aja, tapi ending ceritanya aja yg mnurut saya tidak biasa dan cukup menjengkelkan (tp tetap berkesan). Bagaimana tidak, sang villain lah yg menang diakhir cerita…..
The Shawshank Redemption

Film ini mnurut saya adalah salah satu film terbaik yg pernah saya lihat, film tahun 1994 karya stephen king ini bercerita tentang usaha kabur dari penjara yg dilakukan Andy selama 20 tahun dengan persiapkan sangat detil, bahkan mempersiapkan kebutuhan finansial selepas dari penjara!!. Ada kata2 mutiara di film ini yg cukup berkesan bagi saya, yg kurang lebih kata2nya adalah ” ada tempat di dunia ini yg tidak terbuat dari batu… sesuatu dalam diri kita, yg tidak bisa mereka dapatkan, tidak bisa mereka sentuh, dan sepenuhnya milikmu… sesuatu itu adalah harapan
Million Dollar Baby

Alur cerita ini berjalan lambat, tapi tetap enak untuk dinikmati, ceritanya seputar wanita cukup umur (sekitar 30tahun) yang baru memulai untuk bermain tinju secara profesional. Tidak disangka wanita ini mampu jadi petinju wanita yang cukup diperhitungkan, berbagai pertandingan di menangkan, sampai suatu ketika sang wanita terluka ketika bertanding tinju, dan mengalami cidera permanen yang membuatnya hampir lumpuh total. Ending cerita ini sungguh menyedihkan, sang petinju meminta pelatihnya untuk melakukan sesuatu terhadap dirinya, seperti yang dilakukan oleh ayahnya dulu terhadap anjing kesayangannya……
Atonement

Seperti yg pernah saya ceritakan di postingan saya sebelumnya, cerita ini sangat mengharukan, apalagi di scene akhir ketika Briony tua diwawancara oleh pihak televisi tentang peluncuran novel terakhirnya…” dalam buku ini, saya berikan mereka hidup yg tidak pernah mereka dapatkan, saya tidak berfikir kalu ini suatu kelemahan atau pengelakan, tetapi kebajikan terakhir, saya berikan mereka kebahagiaan…
The Ring

The ring menjadi trendsetter film2 bergenre horror. Hollywood pun me remake film ini. Scene dimana sang hantu keluar dari layar televisi, sangat menakutkan dan cukup fenomenal!
Sixth sense / The Others

Knapa saya tulis dua film sekaligus? Karena kedua cerita ini punya kesamaan cerita dan sama-sama punya ending yang mengejutkan. Dari awal penonton digiring ke situasi dimana ada ’sesuatu diluar sana’, sesuatu yg tidak terlihat tapi ada disekitar kita… sesuatu yang mengganggu, sesuatu yg menakutkan… namun di akhir cerita keadaan itu berbalik 180 derajat.
The Village

M. Night Syamalan sutradara film sixth sense, dan juga sutradara film ini membuat saya terkagum2, lagi- lagi ending filmnya dibuat cukup mengejutkan. Walaupun kualitas film sixth sense lebih baik, tp saya lebih menyukai ending film ini.

Cerita yg bersetting eropa abad pertengahan, di sebuah desa yg terisolasi dari daerah lainnya, kehidupan masyarakatnya berlangsung dalam damai dan suasana yg sangat kekeluargaan, sampai terjadinya tragedi berdarah pertama yg terjadi di daerah itu, yg memaksa para tetua desa tersebut untuk mengutus salah satu warganya (yang buta) untuk keluar dari desanya untuk membeli persediaan obat2an untuk mengobati warganya yg terkena tusukan (klo ga salah), Nah disinilah ending cerita itu terjadi… kenyataannya desa yg mereka semua tinggali bukanlah desa kebanyakan, dan warga desa itu tidak sedang hidup di abad pertengahan….
The Godfather

Kisah keluarga mafia ini merupakan salah satu film favorit moviegoers, dan meraih banyak oscar. Alur film ini berjalan lambat namun sangat detil, kisah perseturan antara keluarga corleone dengan keluarga tataglia (klo ga salah). Ending cerita berlangsung sangat dramatis dimana keluarga corleone yg dipimpin michael corleone (al pacino ) mambantai keluarga tataglia dengan gaya khas mafioso…
The Notebook

Ending film ini sangat menyentuh, sangat romantis dan cukup menggetarkan hati saya. Film drama romantis ini ceritanya cukup sederhana, sepasang kekasih yg jatuh cinta namun dirintangi oleh keluarganya, berpisah sekian tahun namun masih memendam perasaan cinta yg begitu dalam. Apakah ceritanya berakhir disini? Tidak, film ber alur flashback ini mengakhiri ceritanya dengan adegan yg sangat dramatis dan menyentuh, menyadarkan kita betapa besar kekuatan cinta…. Betapa besar pengorbanan yg bisa dilakukan seseorang demi cinta mereka…

Sumber  : http://promosinet.com/hiburan/film/2740-14-film-dengan-twist-ending-ending-tak-terduga.html

Sabtu, 20 Agustus 2016

Cerpen : Cerita Kerikil Tentang Seorang Lelaki



Cerita Kerikil Tentang Seorang Lelaki

By : KhaniFFauzan

 

Tidak seperti biasanya, kulihat keadaanmu sekarang yang sangat berbeda. Kau sedang duduk terpekur bermadikan keringat, dibawah Patung Sang Arjuna yang gagah. Matamu nanar, menatap sliwer mobil-mobil bergerak mengelilingi bundaran patung itu. Engkaulah yang mereka kelilingi, begitulah kira-kira perasaanmu. Melihatnya, kadang kau tertawa sampai terlihat gigi-gigimu yang ompong. Tak jarang pula engkau merintih meratapi takdir.
            Roda-roda nasib bergerak cepat menggerus permukaan rona hidup. Selalu berjalan laiknya hembus angin menerpa wajah. Kadang meniupkan semilir kasih dan rindu, kadang pula menderukan kecamuk badai eligi. Engkau sedang berjuang dalam badai itu sekarang. Dan saat ini kau sedang berputus asa.
            Ramadhan telah puluhan kali kau rayakan bersama keluarga. Selama ini, aku selalu melihatmu tertawa sembari menggendong sang buah hati, manakala engkau berjalan ke masjid itu. Disana, kau selalu melantunkan puji-pujian pada-Nya. Dapat kulihat diantara awan-awan yang melingkar pada pekatnya malam, lantunan indahmu menembus petala langit.
            Sungguh bahagia menjadi dirimu, itulah yang ku pikirkan waktu pertama melihatmu. Engkau menikmati hidup dengan penuh kebahagiaan. Engkau bisa selalu sujud dan selalu memohon dalam do’a-do’amu demi kebaikan hidup atau matimu. Dan aku selalu iri, engkau selalu dapat berkumpul dan memanfaatkan waktumu dengan orang-orang suci. Menjadi dirimu adalah sebuah anugerah.
            Sedangkan aku? Setiap hari bergumul dengan debu-debu kotor yang selalu menghiasi wajahku, terinjak puluhan kaki-kaki makhluk tanpa pernah memperdulikanku. Aku hanyalah sebuah kerikil tajam yang selalu terhempas dan terlupakan. Entah bagaimana bisa diriku ada di sini, padahal semula posisiku ada di depan masjid. Jauh dari Patung Sang Arjuna
            Kuhabiskan waktuku tenggelam dalam keremangan hidup. Berkenalan dengan desir kafilah yang senantiasa menampar-nampar wajahku. Atau menjadi sasaran tendangan laiknya bola setiap ada manusia usil yang lewat. Banyak kawanku berakhir tergerus sedikit demi sedikit menjadi butiran pasir halus, tanpa sempat ucapkan selamat tinggal padaku.
            Tuhan telah menciptakan neraka dimana bahan bakarnya para manusia dan batu. Semua batu di dunia akhirnya akan ada di sana. Ah, malang sekali nasibku.
            Namun pada akhirnya Tuhan menciptakan segalanya sesuai pada tempatnya. Semua anganku agar diriku jadi sepertimu sirna sudah, melihatmu begini. Tepat disamping kakimu, kau curahkan semua kepedihan hatimu selama ini padaku. Sebuah kisah berselimut sendu mengalun bersama dingin malam yang makin menggigit kulitmu. Penghibur, sekaligus penyadar akan rasa syukurku pada-Nya.
***
            Saat itu, engkau masih menjadi seorang mahasiswa yang sedang menikmati masa mudanya. Selalu saja kau habiskan waktumu dalam kesia-siaan tak berujung seakan dunia hanyalah semua yang pernah dinikmati didepan mata.
            Hingga akhirnya kau terpuruk dalam jurang kesengsaraan. Utang-utangmu menumpuk. Teman-teman yang dulu membangga-banggakan dunia bersamamu telah pergi. Keluargamu berubah membencimu karena tahu, narkoba telah berhasil menjeratmu. Selama bertahun-tahun, waktumu habis untuk menangis dalam penjara.
            Di dalam penjara, kau selalu terpekur menyesali segalanya. Reputasimu sebagai mahasiswa teladan inspirasi sesamamu, hancur sudah. Segudang prestasi akademis yang susah payah kau kumpulkan, seakan tak ada bedanya dengan butiran debu yang lenyap oleh angin. Hanya karena satu jerat setan bernama narkoba, hidupmu menjadi tak ada artinya.
             Sampai pada suatu ketika di bulan ramadhan, dalam semarak sayup-sayup lantunan puji-pujian agung, kau menemukan setitik lentera terang tepat di pelupuk matamu. Seorang manusia mulia telah Tuhan kirimkan demi menuntunmu kembali pada-Nya, melalui kata-kata bijak yang ia lontarkan sewaktu khutbah dalam masjid penjara.
            “Ingatlah bahwa Allah sangatlah keras siksanya. Dia membalas semua perbuatan buruk manusia, walau setitik noktah yang dilakukan. Namun jangan lupakan bahwa Ia adalah Dzat yang maha pengampun. Walau ancamannya amat pedih, ia tetap akan menerima siapapun hamba-hambanya yang ingin kembali pada-Nya. Dia tahu seberapa besar dosa-dosa hambanya, namun Dia tak perduli bilamana hamba itu mau bertaubat dan kembali ke jalan yang benar”
            “Allah itu maha perkasa, maha penyiksa. Tapi ia juga maha pengampun, maha penyayang. Rahmat-Nya mendahului murka-Nya, maka jangan sia-siakan umur demi menyesali dosa-dosa. Segeralah bertaubat pada-Nya saudara-saudaraku”
            Seperti air pegunungan yang merembes di sela-sela bebatuan cadas, nasehat itu perlahan mengikis kerasnya hatimu. Sejuk terasa terpatri memenuhi rongga-rongga dadamu yang kosong akan hidayah Tuhan, menjadikanmu lapang selapang-lapangnya. Di matamu, semua dosa-dosa yang membelenggu akhirnya lenyap sudah, karena hadirnya cahaya yang kini perlahan menerangi hati. Engkau tak lagi berputus asa. Tangisanmu berubah menjadi tangis rindu akan ampunan. Seperti sebuah tanaman layu yang disiram kembali, engkau sekarang benar-benar hidup.
            Sepuluh tahun kemudian, engkau keluar dari penjara. Engkau berubah menjadi sama layaknya para manusia suci. Teman-teman sesama napi yang semula saling membenci, berubah saling menyayangi karenamu. Mereka selalu mendoakan keselamatanmu waktu kau akan berpisah dengan mereka. Sahabatmu sesama napi bernama Salim memberi nasehat berharga padamu sebelum kau benar-benar berpisah,
            “Ingatlah selalu pada kami ya, San. Dan jangan lupakan shalat seperti nasehatmu pada kami semua. Jaga selalu imanmu, karena sekarang engkau akan menghadapi dunia”
            Kau memeluk mereka seketika. Erat. Hingga meneteskan linangan haru. Semuanya menyayangimu, dan semuanya berat sekali melepaskanmu.
            Dunia lalu engkau hadapi. Jatuh, bangun, terjerembab, gagal, pantang menyerah selalu berusaha. Kau juga mulai mengenal wanita. Dalam masa-masa yang sulit, engkau menikah dan mempunyai dua anak yang lucu.
            Babak baru hidupmu dimulai, saat kau sadari Tuhan mulai mencurahkan rezeki berlipat di atasmu. Seperti air terjun, disana-sini engkau jumpai rezeki. Usahamu berdagang pakaian milik Juragan Kumar secara jujur dan penuh keikhlasan ternyata tak sia-sia.
            Para ustadz, hafidz, dan orang-orang shalih lainnya kau kenali. Rajin sekali kakimu melangkah ke rumah Tuhan, sebagai awal mula ku mulai bertemu denganmu. Seluruh keluarga kau ajak serta, menuju kerinduan akan kasih sayang sang pencipta. Lebih-lebih bila ramadhan datang dengan semilir rahmat-Nya, seakan rumahmu satu-satunya hanya masjid.
             Bertahun-tahun lama sekali engkau menikmati hidupmu. Namun, waktu ternyata menetapkan dirinya akan batasan nikmatmu. Roda takdir kembali berubah.
            Dua anakmu yang mengemaskan kini beranjak menjadi dua orang mahasiswa ternama. Engkau bersyukur punya anak seperti mereka, yang selalu taat akan perintah dan nasehatmu. Kau senang berhasil mendidik mereka dengan baik. Agama menjadi nomor satu bagi mereka, ilmu dunia telah berhasil mereka usahakan.
            Tapi kau terlalu sibuk dengan urusan mencari nafkah. Kau anggap semua baik-baik saja, hingga luput perhatianmu akan mereka.
            Saat itu Januari, dimana hujan deras selalu mengguyur sehari-hari. Langit malam makin pekat dengan deru hujan membasahi bumi. Kau sedang berleha-leha membaca koran sambil menikmati secangkir kopi manis. Istrimu juga menikmati waktunya dengan menonton sinetron. Tiba-tiba pintu rumahmu diketuk. Kau buka pintu rumahmu. Kau dapati anak pertamamu basah kuyup terkena hujan.
            Kau dapati mulutnya bau busuk alkohol. Ketika kau lihat kedua matanya, serupa seperti mata ikan mati. Engkau mulai curiga dan memberondong berbagai pertanyaan padanya tanpa ampun, tanpa sempat kau suruh dia mengganti pakaian. Ia menjawab semuanya sambil menahan dingin menggigil.
            Tanpa pernah engkau menyadarinya, ia telah terjebak dalam miras dan narkoba. Dua hal yang paling kau benci seumur hidupmu.
            Seharusnya setelah ia begitu jujur, engkau lebih bijaksana menyikapinya.
            Namun teramat mudah amarahmu tersulut. Kau tampar dia, engkau caci maki sosoknya. Walau ia berkali-kali bersimpuh di kakimu mengharap kata maaf, tetap saja kau bergeming. Pikiranmu ternyata masih begitu dangkal untuk menerima keadaan semacam ini. Dengan nafas terengah, kau usir dia di tengah dingin mencekat leher-leher.
Harapan akan kembali pupus sudah. Kau sirami benih keputusasaannya dengan kemarahan. Kau tak lagi mendengar kabar keberadaannya hingga lima bulan kemudian.
Ia ditemukan di kost-annya, terbaring lemah bersimbah darah di sekujur tubuhnya. Sebilah pisau masih ia genggam dengan nafas tersengal dan detak nadi yang makin melemah. Ia tidak mencoba bunuh diri. Namun, hal itu disebabkan akibat penganiayaan sejumlah bodyguard rentenir karena ia tak kunjung membayar hutangnya. Hutangnya menumpuk guna membeli narkoba dan alkohol.
Di rumah sakit, ia hembuskan nafas terakhirnya. Namun sebelum ia meninggal, ia masih sempat mengucapkan beberapa patah kata padamu,
“Maafkan aku ayah, aku bukanlah anak yang baik untukmu. Tolong ridhailah diriku yah, sebelum aku meninggalkanmu selamanya”
Engkau menangis. Kau menyesal. Kau cium jasadnya berbau harum tanpa parfum. Jauh-jauh hari sebelum kematiannya, ia telah bertaubat. Namun sayang sekali, sesalmu tiada gunanya.
Lalu sedikit demi sedikit kesedihan menimpamu. Kau terlalu tenggelam dalam kesedihan akan hal itu, hingga membuat bisnis dagangmu terbengkalai. Istrimu pontang panting membiayai keluarga, padahal kau tahu tubuhnya sangatlah lemah. Anak keduamu membencimu dan menyalahkan akan kematian kakaknya. Ia pergi dari rumah, selamanya.
Pada awal ramadhan, kau tinggalkan segalanya yang mengingatkanmu pada anakmu. Manusia adalah makhluk yang paling rapuh, sangat rapuh hatimu ketika menyikapi keadaan. Terlunta-lunta, dirimu terseok-seok sepanjang jalan. Kau dianggap gila, menjadi gelandangan yang kerap terhempas kehidupan jalanan.
Hingga akhirnya, kau meratapi nasibmu di sini. Bersamaku, yang masih setia mendengarkan keluh kesahmu.
***
Aku hanyalah kerikil tajam. Kecil, terlupakan selalu dalam setiap waktu. Namun aku bersyukur tak menjadi manusia yang berhati rapuh dan mudah terombang-ambing akan keadaan. Aku tak pernah merasa sakit atau pun sedih yang membuatku meratapi akan nasib yang selalu menderu.
Kalau aku bisa bicara dan bergerak, akan kutampar dia dan ku maki-maki dirinya agar sadar dengan keadaan. Selalu, nasib itu terus meroda. Bila manusia tak dapat menghadapi kenyataan, untuk apa mereka hidup? Inti dari hidup adalah berkelahi, maka hadapilah dunia untuk memenangkannya.
Manusia punya Tuhan, dan mereka selalu menyembahnya. Maka, manfaatkanlah Tuhan untuk berkeluh kesah. Dia yang kuasa mengatur hidup. Dia takkan meninggalkan manusia sendirian. Seperti ketika dalam penjara, dirinya bisa bangkit karena Tuhan. Mengapa saat ini dirinya tak bisa bangkit lagi?
Saat ku masih mencaci dirimu dalam diam, sebuah mobil berhenti di depanmu. Keluar dari dalamnya, seorang pemuda tampan yang terlihat cemas menatapmu.
“Ayo pulang ayah! Sudah setahun engkau tinggalkan rumah, anakmu ini bingung mencarimu kemana-mana. Lupakan segalanya! Semua telah berlalu”
Ia lalu mengamit lenganmu, lalu memasukkanmu ke dalam mobilnya. Tak perduli akan bau busuk yang menguar dari sela-sela ketiakmu.
Oh sial, aku kembali merasa iri pada manusia. Meski mereka melemah, jatuh, atau terjerembab ke jurang sekalipun, masih ada yang menyayanginya. Mereka ada dan kuat mengatasi roda nasib karena ada yang menemani perjuangannya.
Kembali ku sendiri disini, ditemani cakrawala yang perlahan mengumpulkan gumpalan awan, meneteskan rintik hujan.
Boyolali, 18 Juni 2016

Cerpen : Orang Lemah


Orang Lemah

By : KhaniFFauzan

 

            Manusia yang paling mengenaskan adalah orang lemah. Selalu, mereka tertindas dihimpit orang-orang sok kuat yang kerap di laknat. Orang lemah adalah budak, bidak, selalu mati paling awal dalam setiap peperangan. Kebanyakan adalah beban memberatkan yang tak jarang menambah kematian (cenderung dilindungi-tidak bisa balik melawan). Disisi lain, mereka hanyalah makhluk tak berguna.
            Itulah faktanya. Saat aku berjalan bersendak-sendak.
            ‘Bugh!!’
            Sekepal tangan melayang di pelipisnya. Muka dan dada lebam-lebam semua.
            ‘Duash!’
            Tubuhnya melayang berdebum kena tendangan keras. Ia meringkuk memegangi perutnya yang kesakitan. Sayang sekali, kembali memantul di kulit-kulitnya makian dan perpeloncoan.
            Entah bagaimana hal ini dapat terjadi setiap hari. Di belakang sekolah, lima monster hasil evolusi setan gila, mengeroyok satu kelinci. Aku heran, kenapa kelinci itu tak mati-mati?
            ‘Brugh’
            Para monster lalu meninggalkan si orang lemah setelah puas mempermainkannya. Sendiri, di pojokan gedung ia luka lara di tahannya. Isi dompet miliknya berhamburan keluar, hanya tersisa belenggu penderitaan.
            Dan aku hanya termangu melihatnya. Pemandangan yang sering terjadi saat ingin ke kantin.
***
            Dani namanya. Ringkih orangnya.
            Tiada berliter-liter air matanya tumpah kecuali mengingat ibunya bersemayam di alam baka. Selama 5 tahun 5 bulan 5 hari, tak lepas segala kenangan dari benaknya tentang senyuman itu. Selalu bibirnya merintih lewat doa-doa, memohon Yang Kuasa tuk selalu merawat sosok cintanya dalam damai. Dalam diam, dalam dekapan, bunga-bunga ilalang berhamburan di hatinya. Menebarkan semerbak kasih sayang.
            Dirinya begitu baik. Penuh cinta setiap helai uraian kisah sedihnya. Dekil sosoknya, miskin dompetnya, merah matanya kurang tidur. Sayang, lima Iblis selalu menambah penderitaannya.
            Namun, tak peduli bagaimanapun ia, itu semua bukan urusanku.
***
            Manusia yang suka menindas adalah wujud dari setan. Muka mereka keruh bak lumpur, sampai semut-semut enggan menengok sosoknya-takut kena tula.
            Sebab musabab para setan jadi biadab karena perbuatan Dani yang tak di sengaja. Sore waktu itu, alkohol berkaleng-kaleng di belakang sekolah, Dani kebetulan memergoki. Dia telah berjanji, namun entah bagaimana, kabar itu bisa merasuki telinga-telinga penggosip. Kicau burung merepet bisik-bisik, sampai akhirnya para setan dilaknat Dewa sekolah. Skorsing total. Pengangguran edan.
            Menyimpan dendam, seperti menaruh bangkai dalam dada. Makin hari makin tengik, jadi penyakit, jadinya semua ikutan busuk. Hati busuk, mulut busuk, otak busuk, sampai panca indera senang menikmati hal-hal busuk. Kalau barang sudah busuk, jadinya harus dibuang ke tempat sampah. Agar sampah musnah, semuanya itu dibakar dalam neraka.
            Sayang, Tuhan belum membakarnya. Mereka masih menikmati waktu-waktu gila.
            Kurang puas hanya menganiaya, mereka ingin merusak segalanya tentang Dani. Sepulang sekolah, kelimanya menyerbu apartemen Dani berdengus-dengus. Ada yang menyaksikan tragedi itu, tapi emang sih sifat dasar manusia maunya aman-aman aja. Ada pula manusia lewat lalu sembunyi-itu aku, sinting merekam peristiwa itu penuh senyuman. ‘Pasti banyak subscribe di YouTube!’ kata sorot matanya.
            Menggunakan tongkat bisbol, kepala di hempaskan. Kaki menjejak-jejak punggung, kursi-kursi di lemparkan. Ruang tamu jadi kapal pecah. Semua jendela kaca pecah, mereka koor berteriak senang! Dani batuk darah.
            Dia jatuh telungkup ditindih, tangannya diikat jemari ke punggungnya. Helai rambut ditarik keras. Seorang raksasa ada di depannya. Tersenyum lebar. Menggenggam dompetnya. Beberapa lembar uang berpindah ke kantung kumal, oh sebuah foto hitam putih terselip.
            Dani berteriak ‘Jangan!’
            Mata raksasa itu membulat.
            Tanpa banyak cingcong, gambar itu tercerai berai jadi serpihan yang diinjak-injak.
            Tak cukup, demikianlah tak cukup.
             Semua senyuman dalam bingkai, hancur berkeping-keping di depan Dani. Mereka robek, mereka bakar jadi abu. Sisanya bertaburan pada wajahnya. Bergetar rongga-rongga dadanya.
            Pekik mendengking berisik. Setan jahat pada tertawa tersedak-sedak macam kejang-kejang habis menenggak sianida. Sampai hampir mampus, mereka meninggalkannya terkapar.
            Lantas, kukirim video ini ke YouTube.
***
            Bukan muram, bukan senyum, bukan sedih, bukan gembira. Tak tahu itu ekspresi apa.
            Esok ia berangkat ke sekolah-tentu penuh lebam-tentu pakai tongkat-tentu ditanya ini itu banyak di kasihani. Sehari macam setan budek bin bisu. Tanpa ekspresi.
            Besoknya, kembali ke sekolah. Bawa tas, tapi tak ada buku. Tatapannya kosong dan nanar. Masih saja para biadab itu menganiayanya namun tidak mengambil uangnya. Udah abis brow!
            Besoknya lagi ia berangkat. Tanpa tas, tanpa buku, seragam masih seperti kemarin, awut-awutan. Lalat-lalat merubunginya. Guru menyuruhnya cuci muka. Tapi sampai akhir pelajaran, ia tak kembali.
            Kutu-kutu kepalanya berpesta pora akibat dekil sosoknya. Matanya merah, sayu. Tak ada yang benar-benar peduli-cari aman tanpa masalah. Bahkan para guru dan tetangganya begitu.
Sudah tiga hari berselang dalam hening.
Kulitnya mulai memutih pucat serupa mayat.
***
Hari keempat, hujan menerpa atap-atap seng bergemerincingan.
Dia tidak berangkat. Lagipula, hujan ini emang sejak tadi malam kerasan tak jua reda. Bertambah-tambah deru angin menghempas jagad. Hanya orang tak waras yang sembarangan keluar rumah menghadapinya. Di sinilah aku. Di temani tiga wanita dan lima pria pengangguran, dari total tiga puluh siswa. Guru-guru pada tidur di rumah semua.
Bel istirahat berdentang. Tiba-tiba lampu mati.
Semua keluar cari cahaya. Di langit, awan hitam bergulung-gulung. Desir kencang menampar-nampar wajahku beserta tampias dinginnya. Aneh? Perasaan takut apa ini?
Kelokan parit mengalirnya air kuamati jadi pelepas bosan. Lekat, dahiku berkerut-kerut. Alirannya bening, tapi lama-lama keruh. Berbau?
Langkah kakiku mengikuti arah kelokannya, coba cari penyebabnya. Berbelok-belok. Hujan-hujanan gak peduli.
Dan kini kusadari faktanya, saat aku berjalan bersendak-sendak.
Aku tersedak-sedak.
“Apa ini?!” Kilat muncul mencelap.
Demi Tuhan, sungguh, nanar mataku melihatnya. Bak habis tersengat kalajengking, badanku terjengkang, lemas, sempoyongan, terduduk mencengkram rambut basahku. Perutku tertohok macam habis di tendang orang, aku muntah-muntah beriak. Tersengal-sengal hebat!
Di belakang sekolah, di depan mataku, lima monster itu berubah menjadi cacahan daging bertumpuk-tumpuk. Kecil-kecil wujudnya, bisa di goreng layaknya potongan ayam. Semua terburai, semua tercerai berai. Anyir baunya berkelok jadi satu dengan aliran hujan sepanjang parit-parit.
Ada satu sosok yang masih hidup setengah badan. Wajahnya bergurat-gurat penuh luka menganga campur lumpur. Ia merintih minta tolong. Saat itulah kilatan pisau menembus tengkuknya sampai rongga mulut. Membungkam selamanya.
  Petir menyambar-nyambar. Sosok sang kelinci kini telah berubah jadi jagal. Kumal. Matanya bersinar-sinar. Tersenyum bibir pecah-pecahnya, sekujur tubuh warna merah semua. Pisaunya meneteskan darah segar.
“Freddy…” Lirih ia panggil namaku, “maafkan aku atas semua yang kau lihat ini. Kepada setan-setan aku tidak berharap hal-hal mengerikan. Ini adalah keadilan …”
Ia melangkah maju mendekatiku. Tergesa badanku mundur menggesek lumpur.
“Demi keadilan, takkan kubiarkan segalanya terulang kembali. Engkau selalu berada di sekitarku selama ini. Sayang, engkau buta. Kau biarkan segalanya terjadi. Aku takkan bertanya kenapa kau tak jua menolongku sebab kini, pertanyaan itu sudah basi. Orang sepertimu kelihatannya lebih cocok jadi mayat
Aku menggeleng, berbalik ingin berlari, dan terjatuh. “Tidak ..tidak Dani, maafkan aku!”
Semakin dekat. Pisau itu teracung acung. “Aku tak melihat, aku tak mendengar, aku tak mengerti. Hanya warna kematian yang ada di mataku ini”
Kakiku menjejak keras tanah berlumpur, semburat ketakutan mencuat. Trauma psikologis mengitari kepengecutanku. Seketika, bayang-bayang kematian telah datang menembusku.
Orang lemah tak selamanya lemah. Mereka bahkan menjadi lebih kejam daripada orang-orang sok kuat tanpa di sadari.
Boyolali, 29 Juli 2016