Senin, 12 September 2016

Relativitas-Paradoks #1 : Bersikap dalam Keseharian

Hasil gambar untuk bersikap baik

        
    Kita sering menghakimi orang lain atas kesalahan mereka. Sedangkan kesalahan kita, malahan seringkali tak tampak di depan mata. Mengurusi hal-hal tak penting atas orang lain lebih kita sukai, daripada mengurusi diri sendiri.
            Lalu bagaimana kita bersikap? Bukankah itu lebih baik daripada hanya diam saja ketika orang lain berbuat salah?
            Itu salah satu statement pengaburan fakta. Sebenarnya kita sadar kalau itu salah, sayangnya kita menyangkal karena tak ingin orang tahu kelemahan kita.
            Dan bersikap diam-cari aman tanpa masalah, adalah sikap terburuk dari segala sikap buruk yang ada. Pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, penganiayaan, sadistic, kesemuanya terjadi karena sikap diam. Diam tidak peduli. Diam tak ingin ikut kena imbasnya. Dan diam selama bukan kita yang mengalaminya.
            Padahal bukan hanya satu atau dua orang yang bersikap diam membisu. Ratusan, jutaan manusia yang memiliki sikap itu. Wajar saja, karena sifat umum dari manusia adalah cari aman. Selama itu tidak ada kaitannya dengan kita, kenapa harus peduli?
            Menghakimi orang salah, diam juga salah, peduli dengan diri sendiri salah, apa yang benar sebenarnya?
            Adil. Tempatkan sesuatu pada tempatnya. Lakukan hal yang semestinya.
            Tak perlulah repot-repot orang berpidato terlalu lama, koar-koar sana-sini cari dukungan atas masalah-masalah yang sebenarnya kita sadar dapat menyelesaikannya sama-sama. Terlalu lama, keburu hancur sudah korbannya. Lebih banyak orang tak sadar daripada orang sadar. Bisa di hitung dengan jari, bisa pula di buktikan dengan mata kepala sendiri.
            Malahan kita sendiri. Sungguh ironi.
            Sadar diri, itu sangat penting. Apa yang bisa kita lakukan, lakukan! Ketika lihat kesalahan orang, ingatkan lalu tutupi! Jangan sampai orang lain tahu, kecuali agar waspada dengan keburukan orang itu. Selama itu tidak merugikan, selama itu tidak menimbulkan masalah serius bersama, ingatkan lalu tutupi! Jangan menghakimi, sebagaimana kita tak ingin di hakimi massa.
            Soal diam. Diamlah ketika harus diam. Diamlah ketika memang benar-benar perlu diam. Bila di depan kita ada peristiwa pembunuhan, tegakah kita bersikap diam? Keburu mati tuh orang!
Lha.. nanti kita malah jadi sasaran pembunuh lho…
Bagaimana kalau itu kita?
            Kutipan Inferno Dante dalam bukunya The Divine Comedy :
            ‘Tempat tergelap di neraka, dicadangkan bagi mereka yang tetap bersikap netral di saat krisis moral!’
            Relativitas menghakimi adalah mengingatkan orang dengan baik. Relativitas dari diam cari aman-tidak peduli adalah diam menjaga harga diri orang lain. Paradoks dari mengingatkan orang akan keburukan orang lain adalah diam menjaga martabat orang. Paradoks dari diam cari aman adalah mengingatkan orang bahwa yang di lakukannya adalah salah, sebisa mungkin.
            …..
            Relativitas-paradoks. Coba temukan dalam kehidupan sehari-hari.
            Berikutnya cepat saja, soalnya pengarang keburu ngantuk oi …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar