Sabtu, 29 Oktober 2016

Nikmatin Waktu Loe Sob!



Nikmatin Waktu Loe Sob!
By : KhaniFFauzan
Seringkah loe merasa gelisah sob?
            Tak dapat di pungkiri, banyak diantara kita para remaja yang sering merasa gelisah (bahasa kerennya galau) dalam kesehariannya. Entah apa yang membuat kita gelisah, yang jelas rasa itu sangat enggak nyaman!
            Sekarang, gue ngerasa gelisah. Galau banget, pengin ngapain malah bingung?
            Di kos siang hari, sendirian, nglangut banget. Nganggur, nggak ngapa-ngapain. Mau main ke kos-an temen, ya palingan mereka pada Line-an, Whats’app-an, ato BBM-an (Ni derita orang nggak punya android), sama aja gue di sana atau di sini. Mau tidur nggak jenak, mau belajar? Nggak mood banget! Ngapain aja rasanya males. Palingan ya cuma facebook-an, ato baca-baca artikel di internet.
            Gue tahu, kalo rasa begini ni bukan hanya gue yang ngalamin. Tapi semua remaja seusia gue, juga sama-sama ngalamin.
             Mending daripada bosen, lebih baik main game aja ah.
***
            Dari siang hingga menjelang malam, gue abisin waktu buat nge-game.
            Malemnya, buat ganti hawa keadaan, gue naik tuh di lantai atas kost-an. Untung aja lantai atas kosong nggak ada bangunan kamar, cuma buat ngejemur. Sambil ngopi, gue nikmatin suasana malam temaram dimana kota Semarang di hiasi lampu-lampu pertokoan. Lalu lalang kendaraan melintas di jalanan, meski malam pun tetep aja bisa macet.
Kebanyakan yang berkendara adalah remaja seusia gue, seperti konvoi bareng-bareng boncengan laki perempuan. Gue yakin, asli, mereka awalnya juga ngerasa bosen kayak gue nie, jadinya mereka ngabisin waktu buat jalan-jalan nggak karuan arahnya.
            Sebenarnya, apa sih yang kita usahain buat ngabisin waktu hidup ini?
            Anak kuliah mah cuma pergi kuliah bentar, lalu pulang ke kost-an. Paling-paling kalo keluar ya main ke rumah temen, internetan, ngobrol-ngobrol nggak penting. Abis tu balik lagi, lalu besoknya begitu juga. Terus berputar, nggak ada abis-abisnya. Hidup hanya buat main-main ngabisin duit ortu.
            Kuliah tu buat cari ilmu, kata orang gitu. Tapi, ilmu macam apa jika hasilnya hanya pengangguran bergelar sarjana?
            Gue renungin tuh, gue resapi maknanya. Kuliah tu sebenarnya ngapain? Lha nggak beda juga ama pengangguran yang lain. Saat perkuliahan, isinya cuman main-main aja, materi dari dosen sama sekali nggak masuk dalam kepala. Habis kuliah, maen sama temen. Ngapa-ngapain, semaunya tapi semuanya nggak penting. Ach, apaan sih ini?
            Itu fakta yang harus gue terima bro. kenyataannya gitu. Remaja tu emang masa-masa bingungnya manusia. Istilah kerennya ‘pencarian jati diri’
            Gue selaku remaja, belum tahu apa itu jati diri. Beneran.
            Gue renungin lagi, kehidupan remaja masa gue nie cenderung sangat bebas. Bebas banget, sampe mau ngapain aja bingung. Kita hanya di suruh kuliah, belajar yang rajin aja, bergaul yang bener, tanpa tahu gimana prakteknya. Beda sama anak kuliah tahun 70-an, zaman ‘mekak ra enak’ alias susyaaah buat hidup… sehingga belajar tu bener-bener rajin, tahu prakteknya karena guru-gurunya yang killer tapi sungguh-sungguh dalam mengajar, dan kuliah harus di selingi kerja pula. Beda jauh bro…
            Zaman pasca reformasi, banyak anak-anak muda bergaya hidup sebebas-bebasnya. Banyak sekali anak-anak muda berpakaian selebor, berambut gondrong, semiran, dan sebagainya. Semua ini sebenarnya penuh tanda tanya. Kenapa?
            Sekarang emang era yang bebas, tapi justru mengundang banyak sekali permasalahan. Belum pergaulan bebas yang makin marak. Kelihatannya kita remaja kelihatan just so fun aja, tapi di balik kebahagaan yang di tampilkan ada semacam keresahan yang kita alami. Kita bebas memilih dan memutuskan semaunya, sementara orang tua cuek, terserah mau ngapain aja.
            Hmm… gue inget omongan Cak Nur dulu dalam bukunya Imam Musbikin ’Kuncup-kuncup Cinta di Taman Hati’, menanggapi permasalahan remaja di era reformasi.
            “Pada pokoknya anak-anak muda di kota-kota besar menikmati, tetapi juga sekaligus menderita… mereka menikmati kebebasan untuk memilih dan memutuskan sendiri masa depan mereka, kawin dengan siapa, bekerja macam apa, tinggal di mana, menempuh karir apa,dan jenis peranan social mana yang hendak di jalaninya kelak. Kita katakan mereka menikmati kebebasan itu sebab jika di banding dengan kebalikannya yaitu keadaan serba terikat dan tergantung, maka kebebasan itu adalah suatu kenikmatan. Tetapi sebetulnya kebebasan itu dapat berubah menjadi beban. Mereka menderita beban kebebasan dan tanggung jawab sendiri untuk memutuskan prospek hidup mereka dan menyiapkannya”
            Gaya hidup bebas remaja, gonta-ganti pacar, merokok, minum-minuman keras, sebetulnya merupakan gejala yang nampak bahwa kita sebenarnya tak tahu kemana harus melangkah dan menentukan tujuan hidup.
            Mau tahu faktanya? Gue bukakin sumbernya dulu ya….
            Seperti yang di kutip oleh Yayah, Lembaga konseling para remaja Sahabat Remaja, menemukan dari kasus yang mereka tangani di tahun 1990 di jumpai 80 remaja 14-24 tahun yang hamil sebelum nikah. Penelitian di Menado oleh Werouw mengambil 663 sampel acak dari 3106 orang yang meminta induksi haid ditemukan sebanyak 473 responden yang belum menikah atau 71,3% mengalami kehamilan yang tidak di kehendaki. Dari jumlah tersebut, 291 responden atau 28,8% berusia 14-19 tahun dan 345 responden atau 52% berusia 20-14 tahun.
            Masih kurang?
            Dalam seminar nasional “Paradigma Mabda/Idiologi Dunia” melalui makalahnya yang berjudul dominasi kapitalisme barat dan tanda-tanda kehancurannya, Ismail Yusanto, menyatakan bahwa, “Negeri yang mendewa-dewakan kebebasan termasuk kebebasan seksual-yakni Amerika Serikat tersebut-kini tengah memetik buahnya. Tidak kurang dari 70% remaja AS dipercayai telah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Bila terjadi kehamilan dan hubungan seksual di luar nikah, jalan keluar yang lazim adalah aborsi. Hampir 60% wanita AS di bawah 25 tahun tercatat pernah melakukan aborsi. Wanita kulit hitam tiga kali lebih banyak dari kulit putih. Tak pelak, AS adalah negeri dengan tindak aborsi terbesar termasuk dalam hal wanita melakukan aborsi lebih dari dua kali. Menurut data terakhir, setiap tahun di AS terjadi tidak kurang 1,5 juta aborsi. Sekitar 4.000 tiap hari atau satu aborsi tiap 22 detik. Tahun1995 yang lalu misalnya, Alan Guttamacher Institute mewawancarai 320 ribu wanita di 42 negara. Hasil studinya mengerikan : lebih dari ¼ kehamilan di dunia berakhir dengan aborsi. Dan kalau menurut data lain, setiap tahun terjadi 190 juta kehamilan, maka calon manusia yang di musnahkan mencapai sekitar 47 juta orang!
            Naudzu billahi min dzalik…….. ngeri bener yah faktanya, ni asli lho!
            Saking menderitanya kita, kita jadi mendewakan seks sebagai tujuan hidup. Yah, mengumbar nafsu emang mantap ogg…. Tapi percaya brow, kayak gitu faktanya…
            Terus, apa yang harus kita lakuin sekarang? Bosen, tidur-tiduran, main-main nggak ada gunanya, ngabisin waktu buat ngegame end nonton pelem, bukannya semua itu sia-sia aja?
            Jawabannya adalah…. Gue juga nggak tahu brow… dari awal gue udah ngomong kan?
            Renungin sendirilah, susun rencana hidup loe, karena masa depan hanya loe yang bisa nentuin mau ngapain aja. Belajar yang bener, jangan cuma main-main (padahal gue juga tiap hari main-main melulu…..) yang paling penting yaitu…
            Waktu sekarang, nikmatin aja untuk hal-hal positif.
            Siapa tahu, kita udah nggak punya waktu lagi buat besok, iye nggak?
Semarang, 4 Oktober 2016